Kitab Wahyu
Dibukukan oleh Rasul Yohanes, dan sebearya ada 7 penlis lain selain Johanes .
salam 1 ke 7 jemaat yang di Asia kecil.
sumber:
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Tiatira
TIATIRA [browning]Kota, 56 km, sebelah timur laut *Smirna di Turki sekarang, yang mempunyai hubungan dagang berharga di abad pertama M. Pada waktu Paulus mengunjungi *Filipi, ia bertemu dan menobatkan *Lidia dari Tiatira, seorang perempuan penjual kain ungu (Kis. 16:14-15). Surat keempat dari ketujuh surat dalam Why. 2:18-19, dialamatkan kepada jemaat di Tiatira.
Kota di propinsi Romawi wilayah Asia, di sebelah barat dari negara Turki sekarang. Kedudukan kota ini sangat penting di 'tanah genting' yg menghubungkan lembah Hermus dengan lembah Kaikus. Kota itu merupakan tempat pasukan pengawal perbatasan, pertama pada perbatasan barat daerah raja Seleukus dari Siria (yg mendirikan kota itu pada abad 4 sM), dan kemudian -- sesudah penguasa berganti -- perbatasan bagian timur kerajaan Pergamum. Bersama dengan kerajaan itu, Tiatira masuk pemerintahan Romawi pada thn 133 sM, tapi tetap menjadi pusat penting dalam sistem lalu lintas Romawi, sebab terletak pada jalan dari Pergamum ibu kota propinsi ke Laodikia, dan dari situ ke propinsi-propinsi bagian timur. Tiatira juga merupakan pusat industri penting: mencelup, membuat pakaian, kerajinan tanah liat, dan kerajinan kuningan termasuk pekerjaan-pekerjaan yg sudah dikenal di sana. Suatu kota besar (yaitu Akhisar) masih ada di tempatnya yg sama sampai sekarang.
Seorang ibu Tiatira bernama Lidia 'penjual kain ungu' yg berjumpa dengan Paulus di Filipi (Kis 16:14), barangkali merupakan agen tenunan Tiatira di seberang laut: barangkali ia mengatur penjualan produk bulu domba yg sudah terkenal celupannya.
Bahan celupan itu adalah akar pohon 'madder' dan dinamai 'mesah Turki', masih diproduksi di daerah itu sampai pada abad 20 ini. Tiatira adalah jemaat keempat dari 'ketujuh jemaat di Asia' (Why 1:11). Beberapa lambang yg disebut dalam Surat kepada jemaat itu (Why 2:18-29) kelihatannya menyinggung suasana Tiatira. Keterangan mengenai Kristus (ay 18) tepat sekali pada satu kota yg terkenal karena barang kuningannya (khalkolibanos). Terjemahannya 'kuningan halus' mungkin suatu istilah khas untuk suatu jenis barang kuningan setempat. Kata-kata janji-Nya (ay 26-27) mungkin mencerminkan sejarah kemiliteran yg panjang yg berkaitan dengan kota itu. 'Izebel' (nama itu barangkali suatu lambang) nyatanya adalah seorang perempuan yg sudah diterima di dalam persekutuan jemaat (ay 20). Ajarannya mungkin menganjurkan orang Kristen dalam batas tertentu supaya mengikuti kegiatan yg semata-mata bersifat kafir. Yg dimaksud mungkin keanggotaan pada kumpulan sosial atau 'serikat sekerja', yg di dalamnya tata kerja Tiatira diatur. Badan-badan ini melaksanakan banyak hal yg baik, dan melakukan suatu pekerjaan yg nampaknya tak mungkin dicapai kecuali menjadi anggota dari serikat sekerja itu. Tapi kumpulan-kumpulan mereka tak dapat dilepaskan dari tindakan-tindakan ibadah kafir dan percabulan.
---------------
http://pondokpenabur.blogspot.com/2009/01/rahasia-7-jemaat-tiatira.html
Pujian (ayat 19). Orang percaya Tiatira adalah orang-orang sibuk ! Mereka terlibat dalam pelayanan yang penuh pengorbanan bagi orang-orang lain. Lebih-lebih lagi, pekerjaan mereka sedang meningkat dan bercirikan iman, kasih dan kesabaran ; sehingga jemaat tidak bersalah karena sekedar melakukan "kegiatan agamawi".
Teguran (ayat 20 - 23). Sedihnya, Tuhan menemukan banyak yang harus disingkapkan dan dihukum di jemaat Tiatira. Seberapapun karya yang penuh kasih dan pengorbanan tidak dapat menjadi kompensasi toleransi kejahatan. Jemaat mengizinkan seorang nabiah palsu untuk memperngaruhi dan memimpin orang banyak. Sebenarnya tidak biasa kalau wanita ini betul-betul bernama Izebel, karena Izebel langsung melambangkan kejahatan di mata para pembaca Surat Yohanes. Izebel, istri Rajah Ahab, meninggalkan kesan yang buruk sekali di Israel, dan setelah kematiannya, orang Yahudi menghindari nama Izebel untuk putri-putri mereka.
Nama itu kemungkinan bersifat simbolis : sebagaimana Izebel, ratu penyembah berhala yang menjeratkan Israel kepada penyembahan Baal (1 Raja-Raja 16 - 19), disini, 'Izebel' mengajari orang-orang untuk menyembah dewa-dewi palsu dan mengizinkan amoralitas. Izebel kemungkinan adalah suatu gelar atau metafora yang mencerminkan karakternya (bdk 1 Raja-Raja 21 : 5 - 29).
Ajaran 'Izebel' serupa dengan "ajaran Bileam" yang dikutuk Tuhan di jemaat Pergamus. Termasuk dalam kepercayaan kafir di masa itu adalah penyembahan kepada kaisar Romawi, biasanya melibatkan patung-patung dan ada kalanya menyelipkan kegiatan seksual. Ia mengajar orang percaya untuk berkompromi dengan agama Romawi dan praktek-praktek serikat dagang, supaya orang kristen tidak kehilangan pekerjaan ataupun nyawa mereka. Orang Tiatira terlibat dalam pekerjaan Tuhan tetapi lalai dalam mengembangkan jiwa mereka. Mereka mentoleransi dan memberi tempat untuk pengajar yang melibatkan mereka kepada entah pesta pora atau percabulan rohani, yakni ketidaksetiaan kepada doktrin Kristus dan para rasul-Nya, ataupun keduanya. Ini bukan pengikut Kristus, tetapi nabiah palsu yang menyesatkan orang. Tetapi orang percaya di Tiatira diam saja, menonton dan mentoleransi pengajaran serta promosi seks bebas atas nama 'agama'.
Jemaat Tiatira bukan hanya mentoleransi kejahatan, tetapi juga congkak dan tidak mau bertobat. Tuhan memberi kesempatan para pengikut-Nya bertobat : mata-Nya seperti api yang menyelidiki pikiran dan motivasi mereka, dan Ia tidak akan melakukan kesalahan. Bahkan Tuhan mengancam memakai jemaat ini sebagai contoh bagi "semua jemaat" untuk tidak mentoleransi kejahatan. Izebel dan anak-anaknya (pengikutnya) harus dijatuhi hukuman penganiayaan dan kematian ! Penyembahan berhala dan kompromi di Alkitab digambarkan sebagai percabulan dan perzinahan terhadap janji nikah (Yeremia 3 : 6 dst ; Hosea 9 : 1 dst). Tempat tidur dosa Izebel akan menjadi tempat tidur penyakit ! 'Kubunuh' berarti 'membunuh dengan wabah'
Dibukukan oleh Rasul Yohanes, dan sebearya ada 7 penlis lain selain Johanes .
salam 1 ke 7 jemaat yang di Asia kecil.
sumber:
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Tiatira
TIATIRA [browning]Kota, 56 km, sebelah timur laut *Smirna di Turki sekarang, yang mempunyai hubungan dagang berharga di abad pertama M. Pada waktu Paulus mengunjungi *Filipi, ia bertemu dan menobatkan *Lidia dari Tiatira, seorang perempuan penjual kain ungu (Kis. 16:14-15). Surat keempat dari ketujuh surat dalam Why. 2:18-19, dialamatkan kepada jemaat di Tiatira.
Kota di propinsi Romawi wilayah Asia, di sebelah barat dari negara Turki sekarang. Kedudukan kota ini sangat penting di 'tanah genting' yg menghubungkan lembah Hermus dengan lembah Kaikus. Kota itu merupakan tempat pasukan pengawal perbatasan, pertama pada perbatasan barat daerah raja Seleukus dari Siria (yg mendirikan kota itu pada abad 4 sM), dan kemudian -- sesudah penguasa berganti -- perbatasan bagian timur kerajaan Pergamum. Bersama dengan kerajaan itu, Tiatira masuk pemerintahan Romawi pada thn 133 sM, tapi tetap menjadi pusat penting dalam sistem lalu lintas Romawi, sebab terletak pada jalan dari Pergamum ibu kota propinsi ke Laodikia, dan dari situ ke propinsi-propinsi bagian timur. Tiatira juga merupakan pusat industri penting: mencelup, membuat pakaian, kerajinan tanah liat, dan kerajinan kuningan termasuk pekerjaan-pekerjaan yg sudah dikenal di sana. Suatu kota besar (yaitu Akhisar) masih ada di tempatnya yg sama sampai sekarang.
Seorang ibu Tiatira bernama Lidia 'penjual kain ungu' yg berjumpa dengan Paulus di Filipi (Kis 16:14), barangkali merupakan agen tenunan Tiatira di seberang laut: barangkali ia mengatur penjualan produk bulu domba yg sudah terkenal celupannya.
Bahan celupan itu adalah akar pohon 'madder' dan dinamai 'mesah Turki', masih diproduksi di daerah itu sampai pada abad 20 ini. Tiatira adalah jemaat keempat dari 'ketujuh jemaat di Asia' (Why 1:11). Beberapa lambang yg disebut dalam Surat kepada jemaat itu (Why 2:18-29) kelihatannya menyinggung suasana Tiatira. Keterangan mengenai Kristus (ay 18) tepat sekali pada satu kota yg terkenal karena barang kuningannya (khalkolibanos). Terjemahannya 'kuningan halus' mungkin suatu istilah khas untuk suatu jenis barang kuningan setempat. Kata-kata janji-Nya (ay 26-27) mungkin mencerminkan sejarah kemiliteran yg panjang yg berkaitan dengan kota itu. 'Izebel' (nama itu barangkali suatu lambang) nyatanya adalah seorang perempuan yg sudah diterima di dalam persekutuan jemaat (ay 20). Ajarannya mungkin menganjurkan orang Kristen dalam batas tertentu supaya mengikuti kegiatan yg semata-mata bersifat kafir. Yg dimaksud mungkin keanggotaan pada kumpulan sosial atau 'serikat sekerja', yg di dalamnya tata kerja Tiatira diatur. Badan-badan ini melaksanakan banyak hal yg baik, dan melakukan suatu pekerjaan yg nampaknya tak mungkin dicapai kecuali menjadi anggota dari serikat sekerja itu. Tapi kumpulan-kumpulan mereka tak dapat dilepaskan dari tindakan-tindakan ibadah kafir dan percabulan.
---------------
http://pondokpenabur.blogspot.com/2009/01/rahasia-7-jemaat-tiatira.html
Pujian (ayat 19). Orang percaya Tiatira adalah orang-orang sibuk ! Mereka terlibat dalam pelayanan yang penuh pengorbanan bagi orang-orang lain. Lebih-lebih lagi, pekerjaan mereka sedang meningkat dan bercirikan iman, kasih dan kesabaran ; sehingga jemaat tidak bersalah karena sekedar melakukan "kegiatan agamawi".
Teguran (ayat 20 - 23). Sedihnya, Tuhan menemukan banyak yang harus disingkapkan dan dihukum di jemaat Tiatira. Seberapapun karya yang penuh kasih dan pengorbanan tidak dapat menjadi kompensasi toleransi kejahatan. Jemaat mengizinkan seorang nabiah palsu untuk memperngaruhi dan memimpin orang banyak. Sebenarnya tidak biasa kalau wanita ini betul-betul bernama Izebel, karena Izebel langsung melambangkan kejahatan di mata para pembaca Surat Yohanes. Izebel, istri Rajah Ahab, meninggalkan kesan yang buruk sekali di Israel, dan setelah kematiannya, orang Yahudi menghindari nama Izebel untuk putri-putri mereka.
Nama itu kemungkinan bersifat simbolis : sebagaimana Izebel, ratu penyembah berhala yang menjeratkan Israel kepada penyembahan Baal (1 Raja-Raja 16 - 19), disini, 'Izebel' mengajari orang-orang untuk menyembah dewa-dewi palsu dan mengizinkan amoralitas. Izebel kemungkinan adalah suatu gelar atau metafora yang mencerminkan karakternya (bdk 1 Raja-Raja 21 : 5 - 29).
Ajaran 'Izebel' serupa dengan "ajaran Bileam" yang dikutuk Tuhan di jemaat Pergamus. Termasuk dalam kepercayaan kafir di masa itu adalah penyembahan kepada kaisar Romawi, biasanya melibatkan patung-patung dan ada kalanya menyelipkan kegiatan seksual. Ia mengajar orang percaya untuk berkompromi dengan agama Romawi dan praktek-praktek serikat dagang, supaya orang kristen tidak kehilangan pekerjaan ataupun nyawa mereka. Orang Tiatira terlibat dalam pekerjaan Tuhan tetapi lalai dalam mengembangkan jiwa mereka. Mereka mentoleransi dan memberi tempat untuk pengajar yang melibatkan mereka kepada entah pesta pora atau percabulan rohani, yakni ketidaksetiaan kepada doktrin Kristus dan para rasul-Nya, ataupun keduanya. Ini bukan pengikut Kristus, tetapi nabiah palsu yang menyesatkan orang. Tetapi orang percaya di Tiatira diam saja, menonton dan mentoleransi pengajaran serta promosi seks bebas atas nama 'agama'.
Jemaat Tiatira bukan hanya mentoleransi kejahatan, tetapi juga congkak dan tidak mau bertobat. Tuhan memberi kesempatan para pengikut-Nya bertobat : mata-Nya seperti api yang menyelidiki pikiran dan motivasi mereka, dan Ia tidak akan melakukan kesalahan. Bahkan Tuhan mengancam memakai jemaat ini sebagai contoh bagi "semua jemaat" untuk tidak mentoleransi kejahatan. Izebel dan anak-anaknya (pengikutnya) harus dijatuhi hukuman penganiayaan dan kematian ! Penyembahan berhala dan kompromi di Alkitab digambarkan sebagai percabulan dan perzinahan terhadap janji nikah (Yeremia 3 : 6 dst ; Hosea 9 : 1 dst). Tempat tidur dosa Izebel akan menjadi tempat tidur penyakit ! 'Kubunuh' berarti 'membunuh dengan wabah'